Petualangan Mencari Pasangan Hidup Chapter 1: Pertama Kali Mengenal Rasa Kagum "Cinta" Kepada Seseorang
Saya (jibriel firman) berfoto di Puncak Gunung Kerenceng Jawa Barat |
Halo teman-teman, terimakasih sudah mampir ke blog saya (Jibriel Firman). Hari ini Jumat, 11 February 2022, saat ini saya berumur 28 Tahun. Saya tiba-tiba ingin sekali menuliskan topik ini hehe. Walaupun sedikit malu-malu awalnya, tapi sudahlah, rasa malu adalah hal yang wajar , setuju gak ? hehe. Kemudian saya ingin mencoba berdamai dengan rasa malu itu untuk tetap bisa berkarya (menulis lebih personal pengalaman pribadi saya)
Ternyata benar teman-teman, saya pernah mendengar beberapa kali ucapan dari para penulis atau yang membuat karya bahwasannya rasa galau, khawatir, pilu justru malah memotivasi seseorang untuk memulai membuat sesuatu. Haha, mungkin saya adalah salah seorang yang mengalami hal yang sama.
Sambil saya mulai menulis topik ini, tapi juga saya sambil berpikir nih, mulainya dari mana ya ?
Sepertinya lebih lengkap kalo aku tulis dari pengalaman pertama kali mempunyai yang namanya pacar, haha. Kapan ya pertama kali aku menngenal istilah pacar ?
Sebelum ke kosakata "Pacar" aku mau cerita dulu soal "rasa kagum" pertama kali saya rasakan secara alami ketika saya duduk di Taman Kanak-Kanak, seingat saya. Ketika itu mungkin saya belum mengenal dan berani "Pacaran" yang justru relatif takut. Tapi jujur saja bahwa pada usia itu rasa kagum terhadap seseoranng lawan jenis (perempuan) memang sudah bisa saya rasakan.
Nah siapa sosok perempuan yang saya kagumi saat itu ? hehe. Jujur saya juga lupa nama aslinya, nama panggilannya Ika, dia sesosok perempuan cerdas dan menjadi bintang (secara akademik) di kelas saat itu. hehe. Saya kagum padanya, ingin rasannya memiliki waktu itu, walaupun yang namanya anak TK belum semengerti itu soal pasangan.
Tidak ada momen-momen atau bahkan komunikasi kala itu, walaupun dalam hati rasa yang timbul dan membuat suasana tubuh kita jadi uncontrolled / salting hehe, maklum lah ya, namanya juga anak TK, yang ada malah takut, sekalipun untuk hanya sekedar menyapa atau memanggil orang itu seolah tubuh saya terkunci menjadi gagap. hahaha.
Singkat cerita luluslah kami dari Taman Kanak-Kanak (TK AMANAH YGK) di sebuah Desa bernama Jatimulya di sebuha kota kecil bernama Sumedang (Kab. Sumedang) Jawa Barat.
Saya sendiri melanjutkan ke sekolah dasar bernama SDN Sindang IV masih di Desa yang sama, dan perempuan itu entah melanjutkann kemana, saya tidak tahu dan tidak pula mendapat kabar. Pupuslah rasa kagum tadi yang tidak pernah sempat tersampaikan kepada perempuan itu, dan hanya bergumam didalam hati saja.
Komentar
Posting Komentar